fbpx
nav-left cat-right
cat-right

Sebut kami seorang klien bukan pelanggan,pembeli atau pasien

Sebut kami seorang klien bukan pelanggan,pembeli atau pasien

Halo sobat dokter mandiri dimanapun berada, bagaimana kabarnya?

Semoga anda selalu dalam lindunganNya dan dalam keadaan selalu sehat,bijaksana dan kaya raya.  Kali ini saya akan mengulas mengenai kata-kata yang sering kita gunakan dalam kosakata praktik, yakni pasien, pelanggan,pembeli. Apa yang ada dibenak anda jika kita mendengar kata tersebut? pasien,pelanggan,pembeli? Ya, kita akan mengasumsikan mereka adalah orang  membutuhkan barang atau jasa kita sebagai seorang profesional. Mereka datang untuk mencari atas penyelesaian masalah/solusi yang mereka derita atau mereka alami dalam banyak hal. Baik secara medis,dan non medis. Namun biasanya jika seseorang itu datang kepada seorang profesional seperti dokter,dokter gigi,bidan,perawat, dan mengeluhkan tentang kondisinya, kita  atau masayarakat pada umumnya menyebut mereka dengan julukan pasien.

Ya,seorang pasien bahkan  ada  juga  yang disebut seorang penderita, disebut orang sakit, disebut pelanggan, atau disebut pembeli?

Bagaimana menurut anda ,julukan yang enak atau tidak?,

Memang benar mereka membutuhkan pertolongan,mereka menyerahkan dirinya kepada  para profesional agar dapat diselesaikan permasalahan kesehatannya, mereka akan menurut apa yang dikatakan oleh para profesional tersebut dan bla,bla,bla…

Namun bagaimana kondisi masyarakat di masa ini? masyarakat yang semakin terdidik, masyarakat yang semakin mudah mencari informasi, mencari opini /pendapat orang lain dan masyarakat yang mempunyai kekuatan untuk mengajukan gugatan atau cercaan di muka publik jika mereka ditangani secara tidak benar.

Saya juga sangat senang jika ketika sedang membutuhkan bantuan seorang profesional dan seorang profesional tersebut menganggap saya sejajar kedudukannya, tidak ada yang lebih tinggi ataupun rendah diantara hubungan tersebut. Dan alangkah indahnya jika kita sebagai seorang profesional tersebut menyebut orang yang datang kepada kita dengan sebutan klien, yang menurut artinya bahwa klien itu adalah orang yang mendapatkan perlindungan dari orang lain yang lebih mengerti/profesional dalam bidangnya.

Jaman dahulu pernah ada sebutan bahwa pembeli adalah raja, dan pembeli harus dilayani sehingga terpuaskan dan mau membeli apa yang dijual, namun istilah tersebut sekarang tidak populer lagi, pembeli bukan raja lagi, pembeli adalah seseorang yang membutuhkan apa yang dianggapnya sebagai kebutuhannya, dan penjual tidak menganggap pembeli itu penting lagi jika pembeli itu memberikan persyaratan yang tidak mungkin dipenuhi oleh penjualnya.

Bagaimana dengan kita para profesional di kesehatan?  Apakah kita selalu menyebut orang yang datang kepada kita itu adalah orang sakit,pasien,pembeli,pelanggan atau klien?  Menurut kami, setiap  orang yang datang untuk mendapatkan suatu penyelesaian atas masalah yang timbul itu kami anggap seorang Klien. Kita sebagai seorang profesional yang memberikan pelayanan konsultatif, memberikan perlindungan dan memberikan arahan yang terbaik guna menyelesaikan permasalahannya yang timbul. Kita tidak bisa menyebut orang tersebut dengan sebutan orang sakit,pasien atau apapun yang membuat mereka dibawah kita secara intelektual, mereka harus kita sebut dan diperlakukan sebagai klien yang membutuhkan perlindungan kita,membutuhkan nasehat dan arahan kita.

Apa yang kita pikirkan tentang bapak yang datang kepada kita mengenai anaknya yang usia 7 bulan yang notabene belum bisa bicara mengeluhkan sakitnya, dan bapak itu melihat kok setiap kali kencing anak laki-lakinya tersebut menggaruk alat kelaminnya  dan setiap kali kencing itu ujung dari alat kelamin anak tersebut menggelembung? Mungkin bagi kita yang sudah mempunyai anak laki-laki atau kita sebagai profesional menganggap hal tersebut pasti ada sesuatu yang tidak normal  mengenai alat kelamin anak itu, apakah kemungkinan itu  fimosis atau perlengketan ujung saluran kencing anak itu atau bahkan keadaan yang lainnya. Jika kita berfokus bahwa anak itu adalah pasien, atau orang sakit kita pasti akan menganggap bahwa anak itu sakti, namun belum tentu anak itu sakit dan bapak dari anak itu adalah pasien kita.

Apakah kita akan menjual keahlian kita untuk melakukan khitan/sunat/sirkumsisi kepada bapak itu? Apakah kita memberikan informasi mengenai keadaan itu sebaik mungkin? Ya kita sebagai seorang profesional akan memberikan nasehat,memberikan informasi dan memberikan keahlian kita untuk menyelesaikan masalah tersebut. Jika kita fokus untuk melayani bukan fokus untuk menjual keahlian kita maka kita akan memberikan solusi yang terbaik kepada bapak itu dan anaknya. Seperti halnya jika kita ingin memberikan yang terbaik bagi keluarga kita, kita akan selalu berfokus ke konsultatif /pembicaraan dua arah untuk mencari solusi terbaik dari pada hanya fokus untuk meningkatkan pendapatan kita.

Bagiamana sobat dokter dimanapun berada, pastikan kita melindungi orang lain yang datang meminta bantuan atas profesi kita, klien kita, orang yang perlu kita lindungi. Dengan melindungi dan memberikan informasi & solusi  yang terbaik bagi masalahnya, saya yakin klien kita tersebut akan memberikan referensi dikemudian hari, baik itu kepada keluarganya ataupun kepada rekan-rekannya.

Demikian sobat dokter, mari kita mulai sebut orang yang datang kepada kita adalah klien, orang yang meminta perlindungan kepada kita.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *