Halo sobat doktermandiri yang saya banggakan,
Sebentar lagi kita akan songsong tahun 2014, dimana UU SJSN akan diberlakukan mulai tangal 1 januari 2014. Apa yang akan terjadi di tahun 2014 nanti? kita tidak akan dapat menduga-duganya saat ini. Sebentar lagi pemerintah Indonesia melalui BPJSnya akan mengatur dan mengelola uang yang masuk dari masyarakat baik yang secara langsung ataupun melalui pemerintah agar semua rakyat Indonesia terjamin dalam pelayanan kesehatannya. Apakah hal itu akan seindah apa yang dibayangkan? semua dokter yang ada di Indonesia senang dan semua penduduk Indonesia akan senang akan SJSN ini? Kita tidak akan mengetahuinya sebelum kita mengalaminya, dan saya kita mau ataupun tidak mau kita semua sebagai profesional yang ada dalam sistem kesehatan di Indonesia ini akan mengalaminya. Sudahkah kita siap dalam era SJSN ditahun 2014?
Sebelum kita bingung menebak apa yang akan kita alamai di tahun 2014 kelak, kita coba lihat diri kita sendiri saat ini, apakah kita sebagai dokter dalam melakukan praktik pribadi sudah mendapatkan apa yang seperti kita inginkan? Dalam praktik di RS apakah kita sudah memberikan yang maksimal untuk klien kita? Apakah pasien kita sudah menghargai apa yang kita lakukan sehingga mereka mau datang lagi? Hal ini penting di era Fee For Service / retrospektif payment dimana klien yang puas akan rela membayar besaran nominal untuk pelayanan yang didapatkannya. Jika mereka rela dan mendapatkan manfaat sesuai yang dibayarkannya maka mereka akan dengan rela merekomendasikan kepada keluarga,teman dan tetangga-tetangganya atas pelayanan yang didapatkannya. Dapat kita pahami bahwa seorang yang kecewa dan tidak puas akan memberitahukan kelebih banyak teman,tetangga,dan kerabatnya tentang pelayanan yang didapatkannya dibanding jika kien itu puas. Klien tidak puas bisa bercerita kejelekan servis yang didapatkannya sampai dengan 20 orang dibandingkan dengan seorang klien yang puas,dimana dia hanya akan bercerita tidak lebih dari 5 orang. Bagaimana dengan anda dokter? apakah anda sudah mendapatkan data yang tepat tentang berapa klien anda datang karena rekomendasi dari klien-klien lama anda. Pakar pemasaran dunia Jay Abraham bilang jika jumlah klien anda sekarang yang datang karena rekomendasi dari klien lama anda tidak lebih dari 25% maka bisnis anda sedang dalam keadaan bahaya, karena banyak klien lama anda merasa tidak puas dan tidak diperhatikan oleh anda sehingga mereka tidak mereferensikan orang yang dikenalnya kepada anda. Jika hal ini terjadi, maka praktik dokter anda akan menunggu tanggalnya dimana praktik anda akan sepi pengunjung.
Dan hal ini sudah terjadi pada praktik dokter kita, dimana jumlah pasien kita semakin lama semakin sedikit dan tidak berkembang-kembang maka ada beberapa hal yang perlu kita evaluasi bersama, yakni :
1. Marketing.
Benar, pertama kali yang kita evaluasi adalah marketing, karena kita sebagai profesioanal di kesehatan akan merasa canggung jika kita mempelajari ilmu marketing yang akan diterapkan dalam keseharian kita dalam berpraktik dokter. Namun jangan salah sangka bahwa ilmu ini diperbolehkan dan tidak dilarang penggunaannya dalam kegiatan praktik dokter kita, maka kita perlu memperlajari ilmu ini dengan baik dan juga mempelajari aturan dalam kode etik profesi kita dan peraturan menteri kesehatan yang mengatur tentang promosi. Silahkan simak tulisan saya di artikel lain dalam blog ini sebelumnya untuk mempelajari ilmu marketing di bidang kesehatan.
2.Strategi.
Apakah kita sebagai dokter mempunyai tujuan dalam melakukan praktik dokter kita? apakah kita hanya ingin praktik saja, tidak tahu kemana tujuan dan kenapa kita melakukan praktik? Benar biasanya kita sebagai dokter selalu memahamkan diri kita sendiri bahwa dokter itu hidup untuk melayani, untuk membantu dan menolong orang lain dan masih banyak lagi tentang pemahaman yang sangat baik tentang apa yang seharusnya dilakukan dokter. Apakah pemahaman itu benar? jelas banyak benarnya, dan saya yakin pemahaman ini diberikan oleh guru-guru kita, ditanamkan dalam benak kita dengan baik sehingga kita lupa memikirkan stategi agar kita dapat hidup layak dan dapat memebrikan pengayoman kepada banya orang. Jika kita lulus sebagai dokter dan menjalani hidup ini seperti air mengalir, maka hidup kita tetap akan “baik”, namun apakah kita tidak menginginkan yang terbaik bagi hidup kita kelak? Maka coba kita luangkan waktu untuk berpikir siapa dokter yang terbaik di sekitar kita,entah itu guru-guru kita, kakak kelas kita, teman seangkatan kita atau adik kelas kita yang saat ini menjadi sesuai apa yang kita inginkan, dekati mereka dan pelajari apa yang mereka lakukan, apa kebiasaan mereka sehingga mereka bisa menjadi seperti saat ini. Setelah kita pahami apa yang mereka lakukan, maka contohlah dan lakukan dalam diri kita sendiri, coba berulang-ulang sampai mendapatkan hasil yang sama seperti mereka. Dengan memahami apa yang telah mereka lakukan dan mengaplikasikan kepada dirikita maka itu adalah kita sedang melakukan strategi, bagaiman kita memahami apa yang kita inginkan, dan bagaiman cara mencapainya. Stategi yang paling baik untuk mencapai apa yang kita inginkan adalah melakukan sama seperti apa yang telah dilakukan orang yang telah mencapainya.
3.Modal.
Kita sering sekali memahamkan kepada diri kita bahwa modal itu adalah identik dengan uang, dimana dengan modal/uang yang besar maka akan mudah kita mendapatkan/mencapai apa yang kita inginkan. Tetapi apakah itu benar? Mari kita analogikan dalam membuat masakan yang enak. Dalam memasak kita memerlukan kompor, api, resep, peralatan masak, bahan – bahan yang dimasaknya dan koki yang memasaknya. Menurut saya modal uang itu adalah sama seperti api dalam analogi tersebut. Api akan membuat masakan itu matang, tapi juga bisa membuat masakan itu hangus tidak enak dimakan. Jika kita ingin masakan enak, kita harus memadukan bahan,peralatan,dan semuanya itu secara harmonis sehingga tercipta masakan yang enak. Sama halnya dengan praktik dokter kita, apakah kita sudah memadukan kita/dokter sebagai koki yang handal dan berpengalaman ( dokter yang haus akan pengetahuan dan keterampilan), yang mempunyai resep-resep masakan yang terjamin enaknya ( ilmu pengetahuan yang benar-benar dapat dipercaya dan menyembuhkan), mempunyai api sesuai yang kita butuhkan (modal keuangan untuk membuat tempat praktik kita aman,nyaman dan membeli literatur,buku,seminar agar ilmu kita up to date) , mempunyai kompor yang baik,layak dan tidak rusak ( tim kerja seperti perawat, analis, apoteker, teman sejawat untuk merujuk yang dapat dihandalkan ). Maka mulai saat ini kita harus mengamati modal apa yang kita punyai dan perbaiki modal ini sehingga kita siap dalam menerima klien-klien yang datang meminta jasa pelayanan kita.
Demikian tulisan saya ini mengenai apa yang dapat kita lakukan jika dari hari kehari jumlah kunjungan pasien kita tidak bertambah malah berkurang. Semoga tulisan ini dapat memberikan pemahaman apa yang harus kita lakukan agar kita siap menjadi profesional mandiri untuk menyongsong SJSN 2014 kelak.
Saya sampaikan selamat dan selalu sukses untuk anda kedepannya, dan doakan juga saya sekeluarga agar dapat selamat dan sukses dalam menuju apa yang saya cita-citakan.
Salam Teman Sejawat
Maulana Adrian S
Klinik gigi tempat saya bekerja sudah berdiri sejak 8th 10 bln yang lalu. Telah terjadi pergantian kepemilikan dan kepemimpinan 1th terakhir ini. Tapi klinik ini sejak awal berdiri belom mendapatakan BEP apalagi profit. Para investor masih memberikan kesempatan sampe dgtahun depan. Apa yang harus kami lakukan agar tahun depan kami bisa bep skaligus profit. terima kasih. Blog anda sangat inspiratip. Oleh karenanya saya mohon bantuan anda dokter moez.
Selamat siang bu, untuk perhitungan bep itu memang harus dicermati secara teliti. Sebelum membicarakan bep,kita harus mengetahui laporan keuangannya yakni laporan neraca dan rugi-laba. Yang saya tanyakan apakah ditempat ibu selalu membuat laporan keuangan sesuai standar akutansi yg berlaku?
Jika setiap bulan kita mengetahui laporan tersebut bisa kita lihat laba atu rugi nya karena apa? Karena memang investasi atau karena operasionalnya? Karena kebanyakan pengusaha tidak mempunyai laporan ini secara baik ,sehingga kita tidak bisa memonitor laporan keuangan ini. Jika di tempat ibu tidak pernah ada laporan keuangan maka kita tidak yakin apakah itu memang benar tidak bep apa karena kesalahan arus kas? Coba ditanyakan kepada ownernya.