fbpx
nav-left cat-right
cat-right

Langkah ke 5 untuk menaikkan laba usaha

Langkah ke 5 untuk menaikkan laba usaha

Terimakasih Telah menyimak ulasan kami mengenai bagaimana untuk menaikkan laba suatu usaha, dalam konteks ini suatu usaha adalah dapat dipakai secara luas. Usaha yang biasanya dianggap sebagai hal atau jenis yang berbau komersial, namun dalam ulasan kali  ini kami memandang usaha ini secara luas, yakni usaha yang langsung menghasilkan uang bersifat komersial dan usaha yang  yang tidak bersifat komersial. Apapun jenis usaha para pembaca sekalian, maka 5 langkah ini dapat dipergunakan.

Langkah ke 5 ini adalah langkah yang melengkapi, dimana 4 dari langkah diawal merupakan langkah strategi marketing dan 1 langkah ini adalah langkah untuk  mengurangi resiko agar ke 4 langkah diawal tersebut tidak percumah dilakukan karena langkah ke 5 ini tidak dilakukan, Seperti halnya kita mengisi bak mandi, jika air keran kita buka tapi kita lupa untuk menutup jalur pembuangan air, maka isi dari bak mandi tidak akan penuh. Demikian juga dalam suatu usaha, jika hanya berfokus kepada bagiamana cara mendapatkan pemasukkan saja tanpa memperhatikan pengeluarannya, maka jika hal tersebut dijalankan secara terus-menerus dan tidak terkelola dengan baik, tidak dipungkiri lagi maka laba yang harusnya tertahan akan mengecil bahkan bisa mengakibatkan kerugian dimasa mendatangnya.

Langkah ke lima ini adalah melakukan usaha berbagai macam cara agar biaya yang timbul akibat resiko operasional usaha kita dapat di minimalkan dan  memaksimalkan apa yang telah ada dalam usaha kita. Untuk usaha jenis layanan kesehan seperti praktik dokter,usaha klinik, bidan dll maka beberapa hal dibawah ini perlu diperhatikan :

1. Biaya tenaga kerja, beban ini sangat tinggi karena dalam usaha pelayanan, khususnya kesehatan, usaha yang bergerak di bidang ini harus mengelola SDM yang mempunyai profesi tertentu seperti dokter, perawat, bidan, apoteker dll. Tenaga kerja ini sangat mahal jika kita tidak memperhatikan kinerjanya. Jadi upayakan kinerja dari tenaga profesional ini harus optimal, jangan sampai biaya tenaga kerja ini terlalu berlebihan sehingga tidak melakukan tugasnya dengan baik atau tidak menghasilkan layanan yang sepatutnya dihasilkan oleh tenaga profesional tersebut. Maka selalu lakukan tes dan ukur kinerja mereka secara berkala.

2. Beban rutin non biaya tenaga kerja, seperti listrik, telpon,air, internet, bensin, pulsa, parkir, ATK, jasa kebersihan dll. Beban ini sangat membebani jika tidak dikontrol dengan baik, karena semua beban ini tergantung dengan penggunaan kita dan pencatatan oleh petugas yang mencatat yang kemudian digunakan untuk menagihkan kedalam kas usaha kita. Untuk dapat mengontrol dengan baik, kita harus dapat melakukan pencatatan yang baik juga, usahakan setiap rekening mempunyai pencatatan sendiri. Seperti misal untuk pemakaian listrik PLN akan ada biaya minimal untuk tarif Bersinar, misal daya 2200 kwh minimal tagihan diangka 220 ribu, tarif bersinar 4400 kwh akan terkena beban tagihan 1,150 jt/bulan. Maka untuk menghemat pengeluaran daya listrik yang kita gunakan, sebaiknya menggunakan daya listrik sesuai dengan kebutuhan kita, hitung jumlah daya alat listrik yang harus kita operasionalkan, kemudian cukupkan dengan jumlah daya yang ada, misal ada 4 AC @ 350 w tidak perlu menggunakan daya listrik 3500 Kwh, cukup dengan daya 2200 dan dapat kita atur penjadwalan jam pemakaiannnya.

Setiap harinya kita harus melakukan pengecekan meteran yang digunakan oleh listrik,pdam,atau meteran lainnya. Usahakan kita mempunyai kertas pencatatan dan jadwal pencatatan harian secara teratur, seperti kita mencatat meteran listrik setiap buka  dan tutup outlet. Sedangkan untuk pembelian beban lainnya seperti bensin, pulsa hp, parkir dll, kita harus mempunyai buku khusus untuk mencatat pengeluaran ini, jika perlu kita hanya mengeluarkan uang yang di anggarkan secara rutin, jadi setiap pegawai mempunyai hak yag di limitasi, setelah batas tersebut pegawai harus membayar sendiri, atau lebih ekstrim lagi kita hanya mengganti biaya-biaya tersebut jika ada surat tugas dan hasil dari tugas tersebut membawa kebaikan bagi usaha kita.

3. Beban tidak rutin yang seringkali membebani usaha kita berlebihan, seperti biaya sumbangan, biaya besuk orang sakit, biaya administrasi denda keterlambatan pembayaran, dan beban-beban yang tidak rutin lainnya. Guna untuk mensiasati pengeluaran ini, hendaknya kita harus melakukan pencatatan setiap pengeluaran ini di buku pengeluaran tidak rutin. Kita sebaiknya juga menganggarkan setiap bulannya, jika anggaran untuk pengeluaran rutin tersebut telah habis maka tunda pengeluaran tidak rutin di bulan depan, gunakan prioritas pembayaran yang harus perlu dan penting. Jika pembayaran beban tidak rutin tersebut tidak mengakibatkan kinerja operasional usaha kita turun, maka tunda pengeluaran itu, bahkan kalau perlu jangan dikeluarkan, atau keluarkan seperlunya.

4. Biaya perbaikkan,biaya tera/kalibrasi, dan biaya-biaya penunjang operasional tidak rutin, seperti biaya perbaikan alat kesehatan, biaya kalibrasi alat kesehatan seperti tensi meter, timbangan obat adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan dan diperhatikan. Dampak dari hal ini sangat besar jika tidak diperhatikan, seperti terkena denda di peraturan kesehatan yang berlaku, atau jika perlatan rusak tidak segera diperbaiki akan memberikan dampak langsung kepada alat tersebut yakni semakin rusak atau memberi dampak tidak langsung terhadap usaha kita, seperti berkurangnya kepercayaan klien terhadap layanan kita. Lebih baik mengadakan perbaikan secara berkala,walau sekedar melakukan  pembersihan ataupun melakukan pengecekan fungsi dari peralatan usaha kita. Peralatan yang paling perlu untuk dilakukan servis berjangka seperti; Tensimeter, AC, Sterilisator, lampu tindakan, Lampu penerangan, lampu emergensi, dll

5. Biaya tidak terduga yang memberikan efek tidak baik bagi usaha kita, seperti biaya-biaya yang harus kita keluarkan jika klien kita tidak puas, seperti pasien yang kita obati terkena alergi obat, walau alergi obat tersebut bukan murni kesalahan dari dokter atau paramedis kita, namun efek dari kejadian ini dapat sebagai efek buruk yang dapat segera menyebar ke luar dari mulut ke mulut. Perlu kita perhatikan life-time value customer, jadi nilai yang sebenarnya dari custumer jika mereka melakukan hubungan bisnis seumur hidupnya dengan usaha kita (kami bahas di tulisan sebelumnya ). Biaya ini dapat sangat besar jumlahnya jika kita tidak mulai menyisihkan / menabungkan dari laba usaha kita ke dalam rekening khusus ini. Karena kejadian ini tidak dapat diprediksi kapan terjadinya, dan sekali terjadi kita dapat mengeluarkan uang yang banyak, tergantung  seberapa besar efek yang ditimbulkan dari kejadian ini. Perlu diperhatikan bahwa pengeluaran di pos ini jangan selalu menghitung secara matematis didepan, namun kita perlu menghitung total efek yang di timbulkan dari pengeluaran pos ini. Misal kita memberikan penggantian rawat inap senilai 10 juta kepada klien yang kita obati , namun karena reaksi alergi obat  tersebut, klien kita mondok di RS untuk dilakukan perawatan pemulihan. Jangan menghitung secara matetatis bahwa kita tidak salah, sehingga kita tidak perlu membantu biaya pengobatan tersebut, namun perlu diperhatikan jalan keluarnya sehingga klien kita paham akan kondisinya dan kita juga memberikan bantuan memperingan biaya pengobatan tersebut. Perhatikan efek teroris dimana sebuah kabar buruk akan dengan cepat menyebar ke lebih dari 20 orang. Jadi selalu perhatikan pengeluaran di pos ini, jika kita tidak menabungnya secara teratur, maka pengeluaran di pos ini akan sangat mengganggu arus kas usaha kita.

Demikian kiranya beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk dapat menaikkan dari laba suatu usaha, khususnya usaha dalam layanan kesehatan. Lebih baik melakukan kontrol pengeluaran dengan tertib dan teratur daripada pengeluaran ini akan menggerus laba dari usaha yang  kita peroleh secara kerja keras. Selamat mencoba,semoga membantu.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *